Suaracaraka.com, Banyumas, Jawa Tengah – Dua orang pelajar SMP terlibat duel di Desa Kedondong, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Satu orang tewas setelah mendapat luka senjata tajam. Peristiwa perkelahian dua remaja dengan menggunakan senjata tajam (sajam) jenis celurit itu terjadi di Desa Kedondong, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (14/7/2023) dini hari.
“Peristiwa itu terjadi dini hari tadi (Jumat, 14/7), sekitar pukul 02.30 WIB,” kata Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu didampingi Kapolsek Sokaraja AKP Soetrisno, Jumat seperti dilansir dari Antara.
Edy mengatakan perkelahian satu lawan satu itu dilakukan oleh K (15) dan V (15) di Desa Kedondong, Kecamatan Sokaraja, dengan menggunakan senjata tajam celurit.
Dua remaja yang diketahui masih duduk di bangku kelas tiga SMP itu merupakan warga Desa Karangnanas, Kecamatan Sokaraja.
Akibat perkelahian tersebut, kata dia, K meninggal dunia di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto pada pukul 03.10 WIB karena terkena sabetan senjata tajam.
“Sementara pelaku berinisial V untuk sementara telah kami amankan di Polsek Sokaraja,” katanya.
Lebih lanjut, Kapolsek Sokaraja, AKP Soetrisno, mengatakan sebelum melakukan perkelahian, dua remaja tersebut membuat janji dengan istilah “ketemu main” yang ternyata mengandung arti berkelahi satu lawan satu dengan menggunakan senjata tajam.
Menurut dia, sejumlah saksi yang merupakan teman-teman dua remaja tersebut menyaksikan perkelahian itu dari jarak sekitar 20 meter dari lokasi kejadian.
“Ada saksi-saksi tapi mereka dari jarak jauh,” tegasnya.
Korban berinisial K yang merasa kalah karena terluka akibat sabetan senjata tajam, sempat kabur untuk meminta pertolongan teman-temannya.
korban selanjutnya dibawa ke RSUD Prof Dr Margono Soekarjo untuk mendapatkan pertolongan. Akan tetapi, nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 03.10 WIB.
Terkait dengan penanganan terhadap pelaku berinisial V, Kapolsek mengatakan pihaknya menunggu arahan pimpinan karena yang bersangkutan masih di bawah umum. “Untuk penanganan lebih lanjut, kami masih menunggu arahan pimpinan,” tegasnya. (Antara)