Suaracaraka.com, PURWOKERTO, JAWA TENGAH – Inovasi Pengelolaan Sampah Terpadu (Lola Sahdu) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Purwokerto mendapatkan atensi positif dari Tim Penilai Mandiri (TPM) ketika melakukan verifikasi lapangan, Selasa (22/10/2024).
Dijelaskan oleh Kepala Lapas Purwokerto, Andi Wijaya Rivai, sampah yang dikelola pada pengelolaan sampah terpadu merupakan sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh Lapas Purwokerto sendiri yang kemudian dipilah sesuai jenisnya baik organik maupun anorganik.
“Sampah organik sebagian dikelola untuk pakan maggot dan sebagian diolah menjadi pupuk organik. Sedangkan sampah anorganik dicacah untuk dapat diolah kembali,” jelas Andi kepada TPM.
Menurut TPM, program unggulan Lola Sahdu ini sangat berkaitan dengan peningkatan nilai Reformasi Birokrasi (RB) Tematik serta dapat memitigasi risiko dalam hal keamanan dan ketertiban.
“Apresiasi kami berikan karena sudah ada produk jadi dalam pemanfaatan sampah dan sudah diperjualbelikan selain ada sapu yang juga sudah sampai diekspor,” kata TPM yang dikomandoi oleh Dwi Ari Wibowo.
Pada verifikasi lapangan ini, selain mengujungi Sarana Asimilasi Edukasi (SAE) Lapas berpenghuni 628 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), TPM juga menilai bagaimana alur layanan kunjungan bagi masyarakat. TPM mengapresiasi adanya layanan terpadu satu pintu bagi masyarakat.
TPM juga mencermati bagaimana penerapan standar pelayanan, berbagai inovasi yang telah dijalankan, serta program-program yang mendukung pembangunan Zona Integritas Lapas Purwokerto.
Secara umum, TPM mengapresiasi semangat jajaran Lapas Purwokerto dalam meningkatkan kualitas pelayanannya terlihat dengan perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan dan lahirnya berbagai inovasi yang dapat menunjang pelayanan.
Sebagai instansi pembina, Kantor Wilayah melalui Kepala Subbagian Humas, RB, dan TI, Hazmi Saefi mengungkapkan bahwa Lapas Purwokerto memiliki reputasi bagus dalam kedisiplinan pemenuhan data dukung Lembar Kerja Evaluasi (LKE) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT).
“Selain itu, keaktifan Lapas Purwokerto melakukan kerja sama dengan stakeholder dalam hal peningkatan kinerja menjadi poin positif lainnya. Seperti Inovasi Lola Sahdu yang juga bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas dalam hal pinjam pakai mesin pencacah,” tutur Hazmi.
“Kami berharap, tahun ini, semua satuan kerja yang dilakukan verifikasi lapangan termasuk Lapas Purwokerto dapat meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK),” tandasnya. (Tim liputan Suaracaraka.com)