Suaracaraka.com, Semarang Jawa Tengah – Penyakit diabetes di Indonesia mengkhawatirkan. Bahkan diabetes juga menyasar pada anak. Menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) jumlah anak yang menderita diabetes meningkat 70 kali lipat menjadi 2 per 100.000 anak sejak tahun 2018.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikikn saat memberikan sambutan secara daring untuk acara Temu Ilmiah Nasional (TIN) Persatuan Ahli Gizi (Persagi) 2023 di Hotel Patra Semarang, Jumat (16/6/2023) mengatakan, ada beberapa penyakit yang mengincar remaja, dewasa, dan lansia. Salah satunya diabetes.
“Saya itu khawatir sekali nanti diabetes naik sekali. Dan saya lihat screening-nya, tendensinya naik sekali terutama diabetes. Itu bikin saya takut,” kata Budi dalam sambutannya.
Selanjutnya pemerintah berencana akan memulai pengukuran secara masif terhadap tekanan darah dan gula darah untuk remaja hingga lansia. Tujuannya, agar yang terindikasi penyakit bisa mulai memperbaiki pola hidup dan pola makan hingga ke tingkat posyandu.
“Tahun ini kita akan masifkan pengukuran hipertensi dan diabetes. Saya akan coba kolesterol kalau bisa diturunkan ke level posyandu, agar rutin orang-orang remaja dan dewasa diukur hipertensi, gula darah dan kolesterol. Supaya kita bisa mengurangi beban penyakit degeneratif yaitu stroke jantung dan kanker,” jelas Budi.
“Jangan minum banyak-banyak gula, jangan minum banyak-banyak boba. Makannya yang cukup, sayur cukup protein cukup, karbohidrat cukup berimbang. Dijaga pola makannya jangan sampe stroke, cuci darah atau lain sebagainya. Saya dibilangin kalau lingkar perut yang laki-laki di atas 90 cm atau perempuan di atas 80 cm itu rawan kena penyakit degeneratif,” imbuhnya.
Selain itu terkait kurangnya kesadaran soal gizi, Budi Gunadi Sadikin mendorong persebaran ahli gizi di seluruh puskesmas di Indonesia.
“Dari 10.000 puskesmas ini, sekitar 9.000-an sudah ada tenaga gizinya, tapi ini masih kurang 900-an puskesmas. Tolong itu diisi, kita lagi atur polanya bagaimana puskesmas yang lengkap,” ujar Budi.
Dengan begitu, akses informasi dan edukasi mengenai pemenuhan kebutuhan gizi khususnya bagi anak dapat terpenuhi. Penyakit diabetes pun bisa dicegah.
Kebiasaan pola makan
Sementara itu, Ketua Umum DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Rudatin mengatakan, sejak 2018 kasus diabetes pada anak dengan rentang usia 5 tahun sampai 12 tahun meningkat 70 kali lipat sejak tahun 2018. Namun ia belum menyebutkan jumlah anak yang mengidap diabetes.
“70 kali lipat dari 2018. Anak usia 5-12 tahun, berat badan naik, gula darah naik, melebihi batas normal,” kata Rudatin.
Ia mengimbau kepada para orang tua yang mendapati berat badan anaknya sudah melebihi batas normal di usianya maka segera konsultasi ke tenaga ahli gizi. Hal itu untuk mencegah sangat anak menderita diabetes di usia muda.
“Saya mengimbau kalau berat badan anak sudah melebihi batas normal, tolong konsultasi ke tenaga gizi,” ujarnya.
Salah satu penyebab diabetes pada anak yaitu sudah terbiasa dengan pola makan yang tidak baik. Ia mencontohkan junk food atau makanan cepat saji yang terlalu sering diberikan kepada anak.
“Kalau diabetes banyak terjadi pada anak dengan pola makan tidak sehat. Orang tua memberi anak makanan yang kurang sesuai. Termasuk junk food. Makanan diberi pada anak tanpa melihat pergerakan pada anak,” jelas Rudatin. (Tim Liputan Suaracaraka.com)