Suaracaraka.com, Semarang Jawa Tengah – Ribuan Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Semarang Jawa Tengah yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Melawan (Geram) kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan Kota Semarang, Rabu s(13/4/22).
Aksi demontrasi kali ini lebih dasyat, karena Jalan Pahlwan Kota Semarang menjadi lautan manusia yang dipenuhi masa dari berbagai elemen masyarakat dan Ribuan Mahasiswa dari berbagaimacam asal Perguruan Tinggi. Dua hari sebelum nya, masa juga telah melakukan aksi demontrasi menuntut supaya tidak ada penundaan pemilu, tidak ada perpanjangan masa Presiden hingga 3 periode, Turunkan Harga BBM serta menuntut supaya menteri Marves Luhut Binsar Panjaitan dipecat dari kabinet Pemerintahan Jokowi Ma’ruf Amin karena dinilai telah membuat kekacauan dinegara Indonesia saat ini. Namun masa kali ini lebih besar daripada aksi demontrasi sebelumnya.
Massa demonstrasi berkumpul di depan kantor pos Kota Lama sejak pukul 11 siang. Dalam aksinya massa terlebih dahulu konvoi bersepeda motor. Mereka mengagendakan akan melakukan longmarch yang dimulai dari taman budaya raden saleh menuju kantor Gubernur Jawa Tengah. Setibanya di depan Kantor Gubernur sekitar pukul 15.00 WIB, para massa memenuhi satu ruas Jalan Pahlawan.
Aksi kali ini juga diikuti para buruh dan organisasi dari berbagai universitas dengan membawa bendera dan beberapa spanduk. Selain dilakukan dengan berjalan kaki, massa juga menyertakan mobil bak terbuka dengan pengeras suara yang cukup keras.
Aksi kali ini massa akan menyampaikan 11 tuntutan. Salah satunya meminta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Luhut Binsar Panjaitan dipecat dari kabinet pemerintahan Jokowi Makmruf Amin
“Empat kali perubahan peraturan menteri mengenai kenaikan harga pokok itu menjadi bukti kegagalan pemerintah Jokowi Ma’ruf Amin dalam hal ini menteri perdagangan untuk menjaga stabilitasi harga bahan pokok apalagi ini menjelang Hari Raya Idul Fitri,” tegas Ketua Umum DPC Kota Semarang Desmon Tampubolon.
Dalam 11 tuntutan itu, disebutkan juga mereka menolak pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) di masa krisis. Termasuk menolak kenaikan harga bahan pokok, BBM, dan meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mencabut SK terkait UMK yang berdasar UU Cipta Kerja.
“Kita tidak ada urusannya dengan aksi di manapun, ini berangkat dari kerinduan teman-teman memperjuangkan rakyat ditengah tengah krisis ekonomi” pungkasnya.
Setelah berbagai tuntutan dan aspirasi yang disampaikan, Azan magrib berkumandang, massa mahasiswa masih bertahan di lokasi. terdengar dari seorang massa aksi mengumandangkan adzan Maghrib dari mobil komando. Massa nampak duduk-duduk di lokasi aksi sambil berbuka puasa. Aksi demo juga disertai dengan doa lintas agama dan menyanyikan lagu darah juang sebagai penutup aksi, lalu pukul 18.20 WIB mahasiswa perlahan mulai membubarkan diri, suasana aksi damai ini mendapatkan apresiasi baik dari keamanan Polri, ( Laporan Wartawan : Nur Nofikasari57 ).