Suaracaraka.com, Semarang Jawa Tengah – Dinas Pertanian (dispertan) Kota Semarang masih menemukan 37 hewan ternak terjangkit penyakit mulut dan kuku PMK jelang Idul Adha. Kepala Dispertan Kota Semarang mengatakan, terdapat tiga kecamatan yakni Kecamatan Mijen, Ngaliyan dan Gunungpati.
Meski masih ada hewan yang terjangkit PMK, Hernowo mengklaim jika jumlah tersebut sudah jauh berkurang dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Petugas juga sudah melakukan penanganan secara intensif.
“Saat ini sudah mulai turun,” kata Hernowo.
Saat ini hewan ternak tidak hanya terancam PMK melainkan ada jenis virus lain bernama Peste Des Petits Ruminants (PPR) dan Lumpy Skin Disease (LSD). Namun hingga saat ini Kota Semarang belum ditemukan PPR. Hernowo berharap, virus PPR tidak menyebar di Kota Semarang. Ciri-ciri hewan yang terkena PPR biasanya mempunyai gejala di hidung, mata dan pencernaan.
“Penyakit PPR ini memiliki gejala klinis seperti keluar ingus dari hidung, belek di mata, konjungtivitis, gangguan pencernaan, hingga pneumonia,” imbuh dia.
Sementara untuk kasus penyakit LSD di Kota Semarang berjumlah 445 hewan ternak. Saat ini ratusan hewan tersebut sedang dilakukan penanganan oleh petugas kesehatan.
“Ada 445 hewan ternak terjangkit LSD,” paparnya.
Selanjutnya guna mewaspadai adanya PMK dan LSD, dispertan Kota Semarang pun memaksimalkan pemantauan kesehatan ternak dan vaksinasi hingga ke kandang milik peternak. Selain kepada peternak, dispertan mengimbau kepada warga yang akan berkurban untuk berhati-hati dan teliti dalam memilih hewan kurban. Sebab di Jawa Tengah belum terbebas dari penyakit tersebut.
“Kami ingatkan, masyarakat harus lebih berhati-hati, jangan salah pilih dan pastikan hewan kurban yang dibeli tidak terserang PMK maupun LSD,” ungkap Tim Medik Veteriner Muda Dinas Pertanian Kota Semarang, Khoirunnisa Tri Amanati, di sela pelaksanaan vaksinasi yang menyasar sejumlah tempat penjualan hewan kurban di Kota Semarang, Selasa (13/6/2023).
Hewan ternak yang terserang LSD dapat dilihat dari benjolan-benjolan pada kulitnya. Jika ditemukan hewan ternak yang ada benjolan pada kulit jangan dipilih untuk hewan kurban. Pastikan hewan kurban tampak segar dan sehat, tidak ada luka atau cacat dibadannya.
Selama sepekan ini, dispertan mendatangi tempat-tempat penjualan hewan kurban untuk melakukan pengawasan di lapangan. Jika ditemukan hewan kurban sehat tetapi belum divaksin PMK akan diberikan vaksin PMK. Sebaliknya jika ditemukan hewan kurban yang kondisinya tidak sehat walaupun belum divaksin maka tidak akan diberikan vaksin. Selanjutnya penjual yang bersangkutan diminta untuk melakukan karantina atau memisahkan dengan hewan-hewan kurban lainnya yang sehat.
Selain vaksinasi, tim akan melaksanakan pemantauan hewan kurban untuk Idul Adha. Karena pekan depan sudah memasuki masa fokus untuk persiapan menjelang Hari Raya Kurban. Setelah Hari Raya Idul Adha, program vaksinasi akan kembali dilanjutkan di Kota Semarang dengan sasaran hewan ternak kambing, domba, sapi, dan kerbau. Sehingga, hewan-hewan ternak sehat yang ada di Kota Semarang semua terjangkau vaksinasi. (Tim Liputan Suaracaraka.com)